Jakarta– Kampas rem harus diperiksa secara teratur. Komponen yang bergerak cepat ini berperan penting dalam keselamatan pengemudi. Bahkan, pada beberapa model, sistem ABS mengandalkan bantalan rem sebagai alat pengereman utama kendaraan.
Heri Andriyanto, kepala bengkel Auto2000 di lokasi Krida Cilandak, mengungkapkan kampas rem memiliki batas ketebalan. Ketika mencapai batas, itu harus segera diganti.
“Sebenarnya berbeda-beda ya di tiap mobil. Umumnya, limit-nya 2 sampai 3 milimeter untuk kampas rem yang model brake pads rem cakram. Kalau tromol, biasanya sekitar 2 mm sudah disarankan penggantian. Itu ada alat ukurnya,” katanya.
|Baca Juga: Direktorat Jenderal Pajak Ingatkan Ganti NPWP dengan NIK
Selain alat pengukur, batas ini juga bisa dibaca oleh indikator kampas rem berupa kawat atau besi yang dipasangkan pada kampas rem. Dalam hal sepatu rem, bagian ini harus dibongkar terlebih dahulu untuk melihat tingkat keausannya.
Kampas rem dan sepatu rem bekerja secara berbeda. Kampas rem bekerja dengan cara mengencangkan cakram, sehingga kecepatan kendaraan dapat dikurangi. Sementara itu, sepatu rem menekan permukaan luar tromol.
“Biasanya, ketika servis berkala 10 ribu kilometer kita cek. Untuk penggantiannya tergantung pemakaian. Umumnya, 20 ribu kilometer itu sudah dilakukan penggantian. Kalau lebih sering dipakai ya lebih cepat lagi waktunya,” ujarnya.
Bila komponen ini sudah aus atau habis, rem akan terasa kurang pakem atau pengemudi perlu menginjak lebih dalam pedal remnya. Bila dibiarkan terus menerus, gesekan yang timbul antara kampas rem yang habis dengan disc atau mangkok tromol bisa menimbulkan bunyi decitan.
“Kalau dibiarkan terus menerus bisa rusak komponen disc atau tromolnya. Bahkan, rem-nya bisa overheat dan jadi blong karena minyak rem-nya itu bisa bocor dan membuat pedal rem ambles,” ujarnya. Pengecekan dan penggantian komponen ini kata Heri disarankan dilakukan di bengkel agar detail kondisi rem bisa diketahui.
Pingback: Cody Gakpo Sukses Cetak Gol Perdana di Derby Merseyside - Media Bekasi