Jakarta – Bakal calon presiden dari Partai NasDem, PKS dan Demokrat, Anies Baswedan kini tengah ramai kembali diterpa isu tak sedap. Pasalnya kali ini terkait utang piutang kepada Sandiaga Uno yang nilainya mencapai Rp 50 milar yang mendadak ramai diperbincangkan.
Sebelumnya diketahui jika perjanjian utang piutang Rp 50 miliar tersebut pada mulanya diungkap oleh bekas timses Anies Baswedan-Sandiaga Uno pada saat maju Pilkada DKI 2017 yakni Waketum Golkar Erwin Aksa.
|Baca Juga: Ancam Laporkan Kepala BRIN Ke KPK, Rapat Komisi VII DPR Memanas
Dimana diketahu Ia belakngan mengungkapkan, adanya perjanjian surat pinjaman senilai Rp 50 miliar oleh Anies kepada Sandiaga.
Sontak hal yang di ungkapErwin Aksa itu dalam sebuah acara podcast di akun Youtube Akbar Faizal menjadi viral dan heboh dijagat maya.
“Jadi yang punya logistik kan Sandi (Sandiaga)….. Intinya kalau tidak salah itu perjanjian utang piutang barang kali ya. Ya pasti yang punya duit memberikan utang kepada yang tidak punya duit, kira-kira begitu,” ujar Erwin kemudian menuturkan.
Disamping itu Erwin bahhkan blak-blakan dan tak segan menyebut nominal perjanjian utang antara Anies dengan Sandiaga yakni mencapai Rp 50 miliar. Dimana hal itu menurut dia, merupakan situasi logistik putaran pertama Pilkada DKI 2017 cenderung sulit.
“Nilainya berapa ya, Rp 50 miliar barangkali. (Terkait apakah sudah lunas?) Saya kira belum barangkali ya,” ucap Erwin Aksa kemudian.
Disisi lain ucapan Erwin Aksa itu akhirnya memantik sejumlah respons dari para petinggi partai pendukung Anies. Dimana salah satunya dari Deputi Bappilu Partai Demokrat, Kamhar Lakumani.
Kamhar akhirnya meminta agar Sandiaga membuka fakta atas isu utang piutang sebagaimana dikatakan Erwin Aksa tersebut.
“Benar tidaknya apa yang disampaikan Bang Erwin Aksa, silakan ditanyakan langsung ke Mas Sandi untuk membuka faktanya. Minta beliau buka saja biar terang benderang,” tutur Kamhar kepada wartawan, Senin (6/2/2023).
Sementara itu disisi lain, Ketua Timses Anies Baswedan, yakni Sudirman Said mengakui ada perjanjian utang piutang antara Anies dengan Sandiaga saat Pilkada DKI 2017 lalu. Akan tetapi ia menegaskan, utang Anies kepada Sandiaga sudah lunas.
Kepada sejumlah awak media belum lama ini, Sudirman Said menjelaskan, memang ada perjanjian antara Anies dengan Sandiaga Uno. Sudirman mengakui, saat Pilkada DKI Anies memang tidak punya uang.
“Kemudian ada perjanjian utang piutang dengan Pak Sandi dan Pak Anies. Karena pada waktu itu Pak Anies tidak punya uang,” ujar Sudirman Said.
“Tapi dalam perjanjiannya, dikatakan bahwa, kalau pilkadanya menang, utang piutangnya selesai. Jadi itu dianggap bukan sebagai utang,” sambungnya.
Sementara itu disisi lain terkait perjanjian Pilpres antara Anies dengan Prabowo Subianto, Sudirman Said juga mengaku bahwa dirinya selama ini tidak pernah mendengar.
Akan tetapi yang ada adalah saat Pilpres 2019, Sudirman Said yang saat itu membantu Prabowo sempat berdiskusi meminta Anies bersedia jadi wapres untuk maju bersama Prabowo.
“Dan berkali-kali saya diskusi, jawaban beliau (Anies), saya akan fokus ngurus Jakarta. Karena itu di pemilihan (Pilpres 2019) saya tidak ikut,” ujar Sudirman kemudian menuturkan.
“Karena itu pada waktu wawancara Mata Najwa kalau tidak salah, diputar-putar ulang kan, bahwa dia (Anies) tidak akan menjadi penghalang Pak Prabowo, akan terus duduk menyelesaikan tugas di Jakarta, dan itu sudah ditunaikan,” sambung dia lagi.
Karenanya, Sudirman mengaku tidak tahu apa yang dimaksud Sandiaga Uno terkait perjanjian politik antara Anies dengan Prabowo.
Pingback: KPK Resmi Lantik Penyelidik dan 21 Penyidik Baru - Media Bekasi